Minggu, 30 Desember 2018

makalah sistem komunikasi bergerak cell splitting


ABSTRAK



Dengan berkembang pesatnya teknologi di masa sekarang juga berdampak pada Perkembangan di dunia telekomunikasi, Banyak masyarakat yang sudah mengenal perangkat seluler untuk berkomunikasi dimanapun dan kapanpun.  Sistem komunikasi bergerak diterapkan dalam pertelekomunikasian pada masa sekarang, karena memungkinkan pelanggannya dapat bergerak selama proses hubungan komunikasi berlangsung dengan catatan pelanggan bergerak dalam cakupan area penyelenggara jasa komunikasi, dan hal ini pun semakin mempermudah dalam berkomunikasi. Hal itu menyebabkan penambahan jumlah user yang menggunakan layanan seluler yang berakibat pada penuhnya kapasitas atau daya tampung kanal untuk setiap BTS. Untuk mengatasi hal ini ada beberapa cara yang tepat untuk menambah kapasitas kanal yang tersedia, salah satunya adalah menggunakan metode Cell Splitting (pemecahan cell). Cell Splitting adalah suatu metode untuk menambah kapasitas kanal dengan cara memecah cell yang sudah ada menjadi lebih kecil. Munculnya cell kecil hasil pemecahan cel besar tadi akan menambah kapasitas kanal.


BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
  Untuk mempermudah dalam melakukan telekomunikasi dimana saja dan kapan saja digunakan sistem telekomunikasi bergerak. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak  adalah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yaitu sistem komunikasi radio lengkap dengan antena  pemancar  dan perangkat radionya. User  yang bergerak menyebabkan karakteristik random sinyal pada kanal transmisinya. Sistem ini bersifat seluler yang berarti coverage jaringan dibagi dalam beberapa sel
Permintaan pelayanan tanpa kabel yang terus meningkat dan  menyebabkan jumlah kanal pada suatu sel tidak cukup lagi untuk mendukung jumlah pemakai. Dengan kenyataan ini diperlukan suatu teknik perancangan selular yang dapat menyediakan kanal yang lebih banyak pada setiap unit daerah cakupan. Ada tida teknik yang digunakan untuk meningkatkan jumlah kapasitas dalam sistem selular, yaitu :
1.    Pemecahan Sel ( Cell Splitting )
2.    Pembagian Sektor ( Sectoring )
3.     Pendekatan Zona Cakupan ( Coverage Zona Approaches )
1.2  Rumusan Masalah

1.      Definisi dari sistem komunikasi bergerak
2.      Apa pengertian dari Cell?
3.      Apa pengertian dari pemecahan sel (cell splitting)?
4.      Bagaimana dampak dari penggunaan Cell Splitting?
5.      proses dan konsep yang digunakan dalam pengaturan Cell?
6.      Apa saja Keuntungan Sistem Cell Splitting?


1.3  Tujuan

1.      Mengetahui dan Memahami definisi dari system komunikasi bergerak
2.       Mengetahui apa pengertian dari Cell.
3.      Mengetahui bagaimana konsep yang digunakan pada Cell.
4.      Mengetahui apa pengertian dari pemecahan sel (cell splitting).
5.      Mengetahui dampak penggunaan cell splitting.
6.      Mengetahui Keuntungan dari sistem cell splitting.



BAB II
ISI




2.1  Sistem Komunikasi Bergerak
Sistem komunikasi bergerak seluler merupakan system komunikasi dengan media transmisi tanpa kabel (ruang bebas), yang mampu untuk memberikan derajat mobilitas yang baik pada user (MS). User  yang bergerak menyebabkan karakteristik random sinyal pada kanal transmisinya. Sistem ini bersifat seluler yang berarti coverage jaringan dibagi dalam beberapa sel. sistem komunikasi bergerak seluler terdiri atas beberapa perangkat :
1.    Mobile Stasion / Mobile Unit (MS)
MS adalah perangkat yang dibawa oleh user  yang terdiri dari Subscriber Transceiver, Control Unit, dan Antena.
2.    Mobile Telephone Switching Office / Mobile
Switching Centre (MTSO / MSC) MSC merupakan pusat koordinasi dari semua cell site
yang ada dan berfungsi sebagai perangkat penyambung utama. Elemen – elemen MSC
adalah Switching Unit, Processor (Database Processor, Switch Processor, dan
Coordinator Processor), dan Database Unit yang terdiri dari :
a. Visitor Location Register, penyimpan data – data temporer yang masuk dari MSC lain dan sifatnya resident
b. Home Location Register , penyimpan data – data tetap dari pelanggan dalam MSC  itu sendiri.
2.1.1 Konsep Sistem Komunikasi Bergerak
Ditinjau dari segi daerah jangkauan (coverage), maka sistem telekomunikasi bergerak dapat dibedakan menjadi sistem analog dan sistem digital. Pada sistem analog Base Station Control (BSC) melayani wilayah yang luas dan keuntungan dari sistem ini adalah relatif mudah dalam hal switching, charging dan transmisi. Sedangkan kekurangannya yaitu :
·         Kemampuan pelayanan terbatas, sehingga daya yang dipancarkan harus besar dan antena harus tinggi. Selain itu area pelayanan dibatasi oleh kelengkungan bumi. Ketika pelanggan sedang melakukan pembicaraan dan keluar dari suatu wilayah pelayanan, maka pembicaraan terputus karena tidak memiliki fasilitas handover dan harus melakukan pemanggilan ulang.
·          Unjuk kerja pelayanan kurang baik karena jumlah kanalnya sedikit sehingga jumlah pelanggan terbatas.
·         Tidak efisien dalam penggunaan frekuensi karena tidak menggunakan pengulangan frekuensi sehingga jumlah kanal yang dialokasikan pada setiap cell akan kecil.
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sistem komunikasi bergerak analog ini, diciptakan sistem digital, dimana dalam sistem ini daerah pelayanan dibagi menjadi beberapa wilayah pelayanan yang lebih kecil yang disebut cell.
2.2  Cell
Cell adalah area cakupan (coverage area) dari Radio Base Station,  daerah layanan ini dibagi – bagi menjadi daerah yang kecil – kecil yang disebut cellular, yang sifatnya pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan. Sel berbentuk heksagonal ( atau bentuk yang lain ) hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan. Cell menunjukkan cakupan sinyal dan juga cell digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan. Setiap cell dilayani oleh sebuah Base Transceiver Station (BTS), dan satu BTS dengan BTS dari masing-masing cell saling berhubungan dan dikendalikan oleh Base Station Control (BSC).
Prinsip dasar dari arsitektur sistem digital adalah :
1. Pemancar mempunyai daya pancar yang rendah dan daerah cakupan yang kecil.
2. Menggunakan prinsip pengulangan frekuensi.
3. Pemecahan cell pada cell yang padat dengan pelanggan.



Gambar 2.1 model umum dari suatu jaringan seluler

Gambar 2.2 jenis sel
a.          Macam-macam cell :
·         Omnidirectional



Gambar 2.3
·         Sectoring 120o

Gambar 2.4.1
·         Sectoring 60o


Gambar 2.4.2
b.        Yang mendasari perkembangan :
• Keterbatasan spektrum frekuensi
• Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi
c.         Parameter Dasar
• Frequency Reuse
Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Terbatasnya spektrum frekuensi yang dapat digunakan pada sistem komunikasi bergerak menyebabkan penggunaan spektrum frekuensi tersebut harus seefisien mungkin. Jarak antara 2 sel yang menggunakan frekuensi yang sama ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan mengakibatkan interferensi.
• konsep Hand Off
Handoff memungkinkan seorang pengguna pindah dari suatu sel ke sel yang lain tanpa adanya pemutusan hubungan. Terjadi pemindahan frekuensi / kanal secara otomatis yang dilakukan oleh sistem. Peristiwa hand over (H.O) ‘umumnya’ terjadi karena pergerakan MS sehingga keluar dari cakupan sel asal dan masuk cakupan sel baru.
2.3  Konsep Cell
Pembagian sel – sel dalam sistem seluler dimodelkan dalam bentuk hexagonal. Tiap selnya mengacu pada satu frekuensi kanal dan masing – masing tidak boleh berfrekuensi berdekatan atau bahkan sama agar tidak terjadi overlapping.


Gambar 2.5 Konsep bentuk cell
Berdasarkan jari – jari sel, terdapat tiga jenis sel, yaitu :
a.       Sel Besar (Makro Cell). Jenis sel ini biasa digunakan pada daerah urban dimana terdapat gedung – gedung tinggi dan daerah yang padat penduduk agar dapat menopang konsumsi sel – sel kecil (cell splitting). Jarak sel minimal adalah 1 km dan biasanya digunakan untuk jari –jari sel diatas 3 km.
b.      Sel Kecil (Mikro Cell). Jari – jari yang digunakan untuk model sel kecil ini akurat dengan rentang 0,2 kn sampai 5 km, biasanya sekitar 3 km. karekteristik lain pada sel ini yaitu ketinggian antenna yang berkisar 4 m – 50 m.
c.       Pico Cell dimana sel ini biasanya terdapat didalam suatu gedung atau ruangan (bersifat indoor) untuk dapat menopang besarnya traffic yang terjadi di dalam gedung itu dan untuk mengatasi interferensi sinyal akibat pemantulan dari dinding gedung

2.4  Pemecahan sel (Cell Splitting )
Pemecahan Sel (cell splitting) adalah sebuah proses membagi – bagi sebuah sel yang intensitas komunikasinya demikian padat sehingga sering terjadi pembelokan, menjadi sel – sel yang wilayah cakupannya lebih kecil. Setiap sel pecahan ini masing – masing memiliki BTS sendiri dengan daya pancar dan ketinggian antena yang lebih rendah.
Pemecahan sel akan menaikkan kapasitas sebuah sistem selular, karena ia menambah jumlah sel dengan pola perulangan yang mengikuti pola aslinya. Pemecahan sel akan menambah jumlah kapasitas total sistem karena pemecahan sel juga berarti menambah jumlah perulangan M. Dengan membentuk sel – sel baru yang memiliki radius yang lebih kecil daripada sel aslinya, serta menempatkan sel – sel kecil ini (yang disebut sel – sel mikro) diantara sel – sel yang sudah ada, kapasitas sistem akan bertambah, disebabkan oleh banyaknya kanal tambahan per satuan wilayah. Dengan metode ini maka tidak perlu adanya penambahan bandwidth seiring bertambahnya jumlah pelanggan.  
Gambar 2.6 dan 2.7  memperlihatkan contoh pemecahan sel. Pada gambar-gambar tersebut, stasiun basis diletakkan di sudut sel, dan daerah yang dilayani oleh stasiun basis A dianggap telah dikelilingi oleh tiga stasiun basis mikrosel yang baru. Dalam contoh ini ketiga mikrosel ditambahkan sedemikian rupa sehingga pola penggunaan ulang frekuensi dalam sistem tersebut tetap terjaga. Sebagaimana terlihat pada gambar, pemecahan sel pada dasarnya adalah penskalaan geometri kelompok sel, yaitu radius mikrosel sama dengan setengah radius sel asal. Untuk sel-sel yang mempunyai ukran lebih kecil tersebut, daya pancar antena stasiun basisnya juga harus dikurangi. Daya pancar untuk sel-sel baru ini dapat ditentukan dengan menguji daya yang diterima pada perbatasan sel baru dan sel asal. Kedua daya yang diterima kemudian disamakan. Hal ini dilakukan supaya penggunaan ulang frekuensi pada sel-sel baru tersebut dapat menggunakan pola yang sama dengan pola sebelumnya. Dengan perhitungan yang teliti, ternyata daya pancar harus diturunkan sebesar 10 dB untuk dapat menjangkau daerah cakupan semula (sebelum pemecahan sel) dengan menggunakan mikrosel dan tetap menjamin perbandingan sinyal-derau yang telah ditentukan.




Gambar 2.6 Pemecahan Sel

Pada kenyataanya tidak semua sel akan atau harus dipecah pada saat yang sama. Dalam sistem seluler biasanya terdapat sel-sel dengan ukuran yang berbeda-beda secara bersamaan. Keadaan ini membuat pembagian kanal menjadi lebih rumit. Lepas-tangan harus dapat dilaksanakan baik untuk pemakai berkecepatan tinggi maupun untuk pemakai berkecepatan rendah. Pendekatan payung dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini.
Jika dalam suatu sistem seluler terdapat dua macam sel dengan ukuran yang berbeda seperti pada gambar 2.6, maka daya pancar yang digunakan harus memperhitungkan kepentingan masing-masing sel. Jika digunakan daya pancar sel besar untuk semua sel, maka beberapa kanal yang digunakan oleh sel-sel kecil akan lebih mudah berinterferensi dengan sel-sel ko-kanal. Dipihak lain, jika digunakan daya pancar sel kecil untuk semua sel, maka akan terdapat daerah-daerah pada sel besar yang tidak terlayanii. Untuk mengatasi hal ini maka kanal-kanal dalam sel asal harus dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok untuk sel besar dan yang lain untuk sel kecil. Masing-masing kelompok kanal tersebut dapat digunakan secara berulang sesuai dengan konsep penggunaan ulang frekuensi. Sel yang lebih besar melayani pemakai berkecepatan tinggi sehingga tidak banyak terjadi lepas-tangan.



Gambar 2.7 Pemecahan sel pada seluruh wilayah pelayanan
Ukuran kelompok kanal tergantung pada tingkat pemecahan sel. Pada awal proses pemecahan sel, hanya dibutuhkan lebih sedikit kanal untuk sel kecil. Bersamaan dengan naiknya permintaan maka kebutuhan kanal untuk sel-sel kecil ini juga akan bertambah. Proses pemecahan sel akan terus berlangsung hingga seluruh kanal digunakan pada kelompok berdaya rendah (sel kecil). Jika setiap sel diperkecil dengan jangkauan radius cakupan yang menjadi setengah dari radius semula, maka untuk mencakup keseluruhan wilayah dengan sel – sel yang lebih kecil setengahnya ini akan dibutuhkan sekitar empat kali dari jumlah sel semula. Kondisi tersebut dapat diilustrasikan melalui gambar 2.8. Wilayah yang dicakup oleh lingkaran semacam itu adalah empat kali luas wilayah yang dapat dicakup oleh sebuah lingkaran dengan radius R/2 atau setengahnya. Peningkaran jumlah sel akan menaikkan banyaknya kelompok sel di dalam keseluruhan wilayah cakupan, yang pada gilirannya juga akan menambah banyaknya kanal, yang berarti juga kapasitas dalam wilayah cakupan tersebut. Pemecahan sel memungkinkan sebuah sistem dikembangkan kapasitasnya, namun tidak akan mengacaukan model alokasi kanal yang dibutuhkan guna mempertahankan nilai perbandingan perulangan kanal (Q) antara sel – sel yang berkanal sama.

Gambar 2.8 Sebuah lingkaran dengan radius R yang dicakup dengan empat buah lingkaran yang beradius R/2
Metode yang digunakan pada cell splitting disebut juga sektorisasi yang biasa dilakukan pada pusat sel atau membagi pusat grup sel menjadi beberapa sel kecil agar dapat menampung semua pelanggan yang tersebar tersebut.

Gambar 2.9 Contoh sektorisasi cell splitting
Dari gambar 2. 9 dapat diamati dari sel besar yang awalnya berjumlah 4, setelah dilakukan sektorisasi maka akan ada penambahan jumlah sel menjadi 6, karena pada prosesnya sel besar disektorisasi menjadi 2 buah sel lain yang lebih kecil. Ukuran sel – sel yang dipecah bergantung pada dua faktor, yaitu :
1. Aspek Radio
Ukuran sebuah sel kecil (sel mikro) bergantung pada terjaminnya pengendalian cakupan radio yang baik sehingga secara akurat sel itu mampu mengenali lokasi ponsel yang terletak di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Kapasitas Prosessor Penyaklarannya
Semakin kecil selnya berarti akan semakin banyak sel yang dipecah, yang berdampak semakin banyaknya peristiwa handoff yang harus ditangani. Keberhasilan penanganan handoff sangat bergantung pada kapasitas prosessornya untuk mampu melakukan ini merupakan faktor yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor cakupan wilayah sel – sel mikronya.
2.5   Dampak Penggunaan Cell Splitting
Untuk dapat tetap mempertahankan jarak perbandingan perulangan frekuensi (D/R) dalam sistem, ada dua hal yang harus dipertimbangkan.
1.      Pemecahan sel – sel jelas akan mempengaruhi sel – sel tetangga atau sel – sel sebelahnya karena pemecahan sel menyebabkan keadaan yang tidak seimbang dalam hal pancaran daya dan jarak perulangan frekuensinya. Ini akan mendorong diperlukannya pemecahan sel – sel sebelahnya. Fenomena ini disebut sebagai ‘dampak pengerutan’ (ripple effect).
2.      Kanal – kanal tertentu harus digunakan sebagai ‘kanal penghalang’ untuk menganggulangi timbulnya interferensi yang dapat mengganggu kerja sistem. Dalam tingkatan yang sama, sel – sel besar dan sel – sel kecil dapat diisolasi dengan memilih sekelompok frekuensi yang hanya akan digunakan di dalam sel – sel yang berlokasi diantara sel – sel besar di satu sisi dan sel – sel kecil di sisi lainnya, dengan maksud mengeliminasi interferensi yang ditransmisikan dari sel – sel besar ke sel – sel kecil.


2.6 Keuntungan Sistem Cell Splitting
1.         Kapasitas pelanggan besar karena setiap pembawa tentunya mempunyai lebar band tertentu satu kanal. Dalam sistem GSM kanal pembawa merupakan kombinasi dari Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Time Division Multiple Access (TDMA) sehingga mempunyai kanal yang lebih banyak dibanding dengan sistem analog yang hanya menggunakan sistem FDMA, juga dengan diberlakukanya sistem pengulangan frekuensi, maka alokasi frekuensi pembawa dalam cell-cell semakin menambah kapasitas kemampuan pelanggan.
2.          Efisien dalam penggunaan pita frekuensi karena memakai prinsip pengulangan frekuensi. Konsep pengulangan frekuensi merupakan pengalokasian ulang suatu frekuensi pembawa pada cell setelah mencapai jarak pisah tertentu, dengan efisiensi pita frekuensi kapasitas akan semakin besar.
3.         Kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kepadatan lalu lintas atau trafik karena cell dapat dipecah. Apabila suatu area dengan luas cakupan tertentu telah mencapai tingkat kepadatan yang tinggi, maka masalah ini dapat diatasi salah satunya dengan pemecahan cell, yang mana proses pemecahan cell ini merupakan proses menambah atau mengganti cell semula dengan cell- cell yang mempunyai luas cakupan lebih kecil, hal ini berarti beban trafic dapat dibagi dengan cell baru tersebut.
4.         Cakupan area yang lebih luas.
5.         Kualitas suara yang lebih baik, karena dengan sistem digital maka kualitas suara dihasilkan akan semakin jernih. Sistem analog menggunakan frekuensi rendah rawan dengan gangguan frekuensi dari luar, sedangkan dengan sistem digital yang digunakan pada sistem komunuikasi seluler menggunakan frekuensi tinggi yang lebih tahan terhadap gangguan frekuensi dari luar sehingga kualitas suara lebih baik.
6.         Memiliki berbagai fasilitas kemudahan diantaranya pengiriman teks, penitipan pesan suara, pengalihan panggilan dll.





BAB III
PENUTUP




3.1 Kesimpulan
Dengan pembahasan yang telah disampaikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Cell adalah cakupan area dimana pelanggan dapat melakukan komunikasi tanpa mengalami putus sambungan.
2.       Konsep cell dibentuk secara hexagonal dengan tiga tipe yaitu : makro cell, mikro cell, dan piko cell.
3.      Cell splitting adalah proses pemecahan sel makro menjadi sel mikro atau piko yang bertujuan untuk menambah kapasitas kanal seluler.
4.       Penggunaan cell splitting dapat mengakibatkan interferensi antar sel satu dengan yang lain jika tidak diatur dengan baik.
5.      Sel – sel mikro yang memiliki radius setengah dari sel asalnya, akan mengakibatkan peningkatan kapasitas sistem hampir mendekati 4 kali lipat










DAFTAR PUSTAKA



http://siraits.files.wordpress.com/2008/03/modul-3-komunikasi-bergerak.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar